Jumat, 20 Desember 2013

SEJARAH BATIK LIRIS MANIS MAJAN

Asal-Usul penggunaan nama Liris Manis karena kami tidak bisa menggunakan nama Gajah Mada sebagai trade mark kami lagi dan kami teringat Eyang putri kami mempunyai jarik halus (batik lama) yang bermotif liris manis. Kami warga Majan memproduksi batik kurang lebih sudah ratusan tahun yang lalu,sejak batik Bang Bangan Majan(batik kunonya Majan). Pengrajin batik Majan terbilang sangat kreatif dan dinamis di jamanya terbukti mereka mampu membuat 3 babaran(motif warna batik)yaitu Bang bangan,wonopringgan dan Gajah mada,Gajah mada adalah kreatifitas terakhir yg di ciptakan seorang seniman batik Majan Bpk H,Sapuan tahun 1954 kesemuanya tergolomg motif tradisional.Sejak start pertama kali/memprouksi batik Bang bangan,batik kami sudah tergolong batik yg rumit dan indah.sehingga kami sudah tersohor di waktu itu.Disebut Bang bangan karena warna merah batik ini sangat bagus/berkwalitas serta dominan,pewarnaan batik Bang bangan majan dan wonopringgan mayoritas menggunakan pewarna alam,pewarna merahnya menggunakan campuran kudu dan jirak/menteng untuk warna lain menggunakan tingi,teger jambal dll, Prosesnya pun sangat tradisional dan waktu yang diperlukan sangat lama.Sebagai contoh sebelum kain mori di batik perlu waktu sekitar 7 hari untuk mencuci mori tersebut.kain mori di cuci[di uleni} dengan minyak kacang supaya pewarnaan dan pencantingan bisa maksimal,hal ini sangat penting karena pewarnaanya masih menggunakan pewarna alam.Dan untuk mempercepat proses produksi di awal tahun 1900 sudah digunakan canting cap untuk membuat batik cap.karena proses produksi yg semakin lancar dan permintaan yang besar tersebut membuat batik Bang bangan Majan terkenal dan berimbas pada kesejahteraan masyarakat Majan.Motif batik cap pd masa Bang bangan antara lain Banji Sosi,Ambarawa dan sekar jagat.
Saat ini peninggalan motif batik Bang bangan yg asli di simpan di museum batik GKBI/Gabungan Koperasi Batik Indonesia di Jakarta,sumber info ini dari bpk Hari Mulyono 74th tokoh Majan dan pengurus koperasi BTA(Batik Tulungagung)yg pernah berjaya pd masanya.Bukti betapa tersohornya batik Bang bangan Majan adalah adanya kesuksesan/kesejahteraan para pengrajin batik Majan,padahal Nusantara masih dibawah cengkeraman penjajah  Belanda kala itu,Salah satu contoh pengrajin batik Bang bangan yg sukses adalah bpk H.Ismail yang juga orang tua Bpk H.Sapuan penemu babaran Gajah Mada.Beliau tergolong orang terkaya di Majan padahal saat itu banyak orang orang kaya di desa Majan,saat itu beliau mampu memberangkatkan 6 orang anggota keluarganya untuk berangkat haji di Makkah mereka adalah H.Ismail beserta istri serta beberapa anaknya yaitu H.Sapuan,H.Yasin,Hj.Siti Fatimah dan H.Tohir,kami cukup paham dengan keluarga beliau karena buyut kami saudara kandung dari H.Ismail dan sama sama pengrajin batik.Padamasa itu penduduk Majan juga di dominasi orang orang dari Solo dan Yogyakarta,bahkan rumah yang saya tempati ini juga bekas milik orang Solo bernama Mbah Harjo tetapi pembuatnya bernama Mbah Abdul Rokim umur rumah ini kira kira lebih dari 150 tahun.Orang orang Majan mulai exodus/keluar dari Majan ketika Majan di landa banjir besar yang dinamakan banjir Jepang tahun 1942/masa penjajahan Jepang.Banjir yang melanda desa Majan terus menerus itu akhirnya juga menjadi inspirasi motif batik terutama pada era Gajah Mada.Inspirasi itu tertuang baik pada isen isenan(isian pada motif batik)maupun motif secara umum/garis besar.salah satu contohnya adalah motif Lereng kayu mati,Iwak iwakan(ikan),Kembang Teratai dan lain lain.khusus Lereng Kayu Mati menggambarkan suasana setelah banjir dimana banyak pohon pohon/kayu yang mati.Untuk Isen isenan yang terinspirasi dari banjir yaitu isen uget,kembang krangkong,semanggi,rawan dan lain lain.





  Batik Gajah Mada mulai surut secara besar besaran ketika Printing/tekstil motif batik mulai di release sekitar tahun 70an.Dan tidak hanya batik Majan hampir seluruh industri batik di Nuasantara gulung tikar dan alih profesi karena kalah bersaing dengan Printing[tekstil bermotif batik]Mereka kalah bersaing dalam soal harga,kwantitas/kecepatan produksi dan tampilan warna.Persentase pengrajin batik majan yang masih bertahan kira kira hanya 10%.Orang tua mulai bangkit membatik tahun 80an dan dimulai dari ibu kami,padahal ayahlah yang pertama merintis usaha batik di tahun 60 an dan pernah menikmati masa keemasan batik,Setelah lebih dari 15 tahun kami bangkit,tahun 1997 badai krisis melanda lonjakan harga terjadi dan akhirnya 100% industri batik gulung tikar,sampai kami baru bangkit di awal 2013ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar